Dalam pembelajaran PAK tidak semua model pembelajaran cocok
untuk diterapkan. Hal ini berkaitan dengan tujuan akhir yang ingin dicapai,
juga perlu dipertimbangkan usia dan jenjang pendidikan. Berbagai model
pembelajaran yang dipersiapkan hendaknya tidak hanya mengembangkan kemampuan
kognitif saja ataupun menghafal aturan maupun ajaran agama, melainkan
tercapainya transformasi atau perubahan hidup. Untuk itu model paradigma
pedagogi reflektif juga dapat dipakai dalam pembelajaran PAK. Pendekatan ini
meliputi tiga unsur utama sebagai satu kesatuan dalam pembelajaran yaitu
pengalaman, refleksi dan aksi. Menggali pengalaman faktual maupun aktual yang
diangkat dari pengalaman pribadi, kisah, cerita nyata maupun berbagai kisah
Alkitab. 1. Menggali pengalaman faktual maupun aktual yang diangkat dari
pengalaman pribadi, kisah, cerita nyata maupun berbagai kisah Alkitab.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 37 2. Melalui refleksi dan
permenungan, peserta didik dipandu untuk mencari dan menemukan makna terdalam
dari iman dan kepercayaan yang coba ditanamkan melalui pembelajaran PAK,
kemudian membentuk kesadaran baru sebagai hasil dari perenungan dan refleksi.
3. Sebagai hasil dari menggali pengalaman dan refleksi, peserta didik melakukan
tindakan yang sesuai dengan ajaran imannya. Berbagai metode yang variatif,
dinamis, kreatif, partisipatif dan menyenangkan yang bersifat eksploratif dapat
dikembangkan dalam pembelajaran PAK. Beberapa model yang relevan dapat
digunakan dalam PAK antara lain: 1. Model inkuiri. Model ini menekankan pada
pengembangan kognitif atau cara berpikir peserta didik. Penekanan kepada
peserta didik yang mencari, menggali dan menjelajahi sendiri, akhirnya
menemukan sendiri jawabnya. Di sini peserta didik dilatih untuk menggunakan dan
mengembangkan kemampuan berpikir, dimana guru lebih berperan sebagai
fasilitator yang kreatif. Misalnya dengan menebak pemikiran pendidik,
memberikan dua teka-teki dan memberikan clue sampai peserta didik menemukan
jawabanya, juga bisa melalui teknik “kata bergambar” yang bisa dianalisis. Hal
ini penting karena banyak aspek dan konsep-konsep kepercayaan dan ajaran
Kristen yang perlu dipikirkan, dipahami, dan dihayati melalui pengembangan
ranah berpikir. Model pembelajaran ini dapat diterapkan terutama ketika
membahas berbagai persoalan yang dihadapi pada masa kini menyangkut keadilan,
kesetaraan, demokrasi dan HAM. 2. Model perjumpaan dengan Tuhan Allah. Hal ini
sangat penting bagi PAK, terutama untuk pengembangan iman dan spiritualitas
peserta didik. Pada model ini, guru perlu berperan sebagai 38 Kelas III SD
seorang seniman yang mampu mendesain model pembelajaran dengan komprehensif.
Model ini perlu beberapa tahapan, yakni: (a) mendesain proses belajar-mengajar
yang menekankan aspek afektif, (b) menyiapkan bahan/materi yang dibutuhkan, (c)
membuat panduan pengalaman, (d) memimpin refleksi atas pengalaman, sehingga
peserta didik bisa bertemu dengan Tuhan Allah. Untuk itu guru perlu mendesain
suasana atau lingkungan yang diharapkan (gelap, terang, gembira); membuat
panduan pengalaman dengan alur dan media yang sesuai misalnya gambar, alam,
lagu, obyek tertentu (lilin, salib, roti, buah anggur); memberi waktu yang
memadai kepada peserta didik untuk berefleksi, kontemplasi, meditasi atau
perenungan. Acara ini juga bisa dikembangkan misalnya dalam acara refleksi,
retreat, rekoleksi, meditasi, saat teduh. 3. Mendongeng/bercerita dengan
mempesona. Mendongeng sebenarnya merupakan bagian dari budaya kita, namun
sayang hal itu tidak lagi dikembangkan oleh masyarakat, termasuk dalam
komunitas kristiani. Dongeng bisa dipakai dalam proses pembelajaran, khotbah,
mengajar berbagai usia, atau sebagai ilustrasi. Beberapa tahap untuk bercerita
atau mendongeng dengan menarik dapat memakai tahap-tahap:
(1) tentukan topik cerita/dongeng, (2) mencari maksud utama atau nilai kristiani yang akan dikembangkan, misalnya kasih, kesabaran, pengampunan, (3) mendesain cerita (pembukaan, isi, penutup), misalnya dengan membuat dua hal atau tokoh yang saling bertentangan (4) merencanakan pemecahan masalah atau klimaks cerita dengan dramatis (5) menyimpulkan, (6) membuat evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhana pada pendengar/peserta didik. (7) berterimakasih pada pendengar untuk perhatiannya. Beberapa tips mendongeng perlu diadopsi, misalnya: (a) perkenalkan cerita melalui nyanyian atau gambar, (b) gunakan suara sesuai tokoh yang Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 39 diungkapkan misalnya suara tokoh laki-laki, perempuan, suara orang yang sedang sedih, marah, gembira, (3) bukalah Alkitab bila memakai referensi Alkitab, (4) pakailah diri anda sebagai media/alat peraga, (5) jangan layani interupsi sampai dongeng selesai agar konsentrasi pendengar tidak terpecah, sesudah selesai mendongeng baru layani pertanyaan. 4. Bermain peran (role-play). Role-play bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang sedang dihadapi kelompok/ komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, memahami, berempati, mengambil sikap. Masalah bisa diambil dari hal-hal yang dihadapi kelompok/komunitas, misalnya kenakalan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, sulit memahami peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, perkelahian, bullying di sekolah, dan lain lain. Untuk itu tahapan-tahapan tertentu perlu dilakukan: (a) pemilihan tokoh-tokah yang akan melakukan pemeranan; (b) mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus diperankan; (c) pemanasan bermain peran (d) bermain peran yang sesungguhnya; (e) analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan, emosi, para tokoh; (f) bermain peran perlu diulang jika para tokoh tidak bermain peran dengan baik dan sulit dilakukan analisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh tidak dapat disimpulkan dengan baik; (g) membandingkan masalah sesungguhnya yang sedang dihadapi dengan permainan peran yang dilakukan (persamaan dan perbedaan); (h) memecahkan dan mendiskusikan masalah aktual yang sedang dihadapi komunitas.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Unduh DISINI
(1) tentukan topik cerita/dongeng, (2) mencari maksud utama atau nilai kristiani yang akan dikembangkan, misalnya kasih, kesabaran, pengampunan, (3) mendesain cerita (pembukaan, isi, penutup), misalnya dengan membuat dua hal atau tokoh yang saling bertentangan (4) merencanakan pemecahan masalah atau klimaks cerita dengan dramatis (5) menyimpulkan, (6) membuat evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhana pada pendengar/peserta didik. (7) berterimakasih pada pendengar untuk perhatiannya. Beberapa tips mendongeng perlu diadopsi, misalnya: (a) perkenalkan cerita melalui nyanyian atau gambar, (b) gunakan suara sesuai tokoh yang Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 39 diungkapkan misalnya suara tokoh laki-laki, perempuan, suara orang yang sedang sedih, marah, gembira, (3) bukalah Alkitab bila memakai referensi Alkitab, (4) pakailah diri anda sebagai media/alat peraga, (5) jangan layani interupsi sampai dongeng selesai agar konsentrasi pendengar tidak terpecah, sesudah selesai mendongeng baru layani pertanyaan. 4. Bermain peran (role-play). Role-play bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang sedang dihadapi kelompok/ komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, memahami, berempati, mengambil sikap. Masalah bisa diambil dari hal-hal yang dihadapi kelompok/komunitas, misalnya kenakalan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, sulit memahami peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, perkelahian, bullying di sekolah, dan lain lain. Untuk itu tahapan-tahapan tertentu perlu dilakukan: (a) pemilihan tokoh-tokah yang akan melakukan pemeranan; (b) mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus diperankan; (c) pemanasan bermain peran (d) bermain peran yang sesungguhnya; (e) analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan, emosi, para tokoh; (f) bermain peran perlu diulang jika para tokoh tidak bermain peran dengan baik dan sulit dilakukan analisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh tidak dapat disimpulkan dengan baik; (g) membandingkan masalah sesungguhnya yang sedang dihadapi dengan permainan peran yang dilakukan (persamaan dan perbedaan); (h) memecahkan dan mendiskusikan masalah aktual yang sedang dihadapi komunitas.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Unduh DISINI